Keluarga Bakrie Dalam Memajukan Sepakbola Indonesia

Meski kursi kepengurusan PSSI berpindah kekuasaan dari era Nurdin Halid (2004-2011) ke era Djofar Arifin Husin tak membuat alumni kepengurusan Nurdin Halid terutama beberapa keluarga Bakrie yang memegang jabatan kendali saat itu seperti Nirwan Bakrie dan Rahim Soekasah tidak ikut andil dalam revolusi PSSI sekarang, seperti diketahui dengan adanya pergantian Ketua Umum PSSI yang baru hampir semua pengurus-pengurus PSSI era Nurdin dibabat semua oleh Djofar Arifin dengan dalih penyegaran ditubuh PSSI. Meskipun demikian (tidak bekerja di PSSI) tak membuat perwakilan Bakrie berhenti berkecimpung dalam memajukan persepakbolaan Indonesia, perlu digaris bawahi tidak semuanya kepengurusan Nurdin Halid membawa kemunduran dalam Sepakbola Indonesia, ada hal yang postifi untuk diperhatikan, sebelumnya kita tahu program PSSI Nurdin yang mengirimkan bibit muda pemain Indonesia untuk berguru
ke Uruguay dengan Proyek SAD Indonesia atau disingkat Sociedad Anonima Deportiva dimana pemuda-pemuda tersebut mengikuti kompetisi junior di Uruguay, memang ide tersebut entah dari Nurdin atau Bakrie tapi yang pasti dana untuk mengirim bakat-bakat Indonesia tersebut didanai oleh keluarga Bakrie, dan kita dapat lihat hasil dari program SAD tersebut dengan lahirnya beberapa pemain kita yang diprediksi akan menjadi bintang besar yang disegani dunia macam Syamsir Alam, Yericho, Lestaluhu, dll. Dan yang berhembus kabar  baru-baru ini 2 pengusaha Bakrie mengambil alih klub yang berada di Eropa dan Australia, Anak sulung Nirwan Bakrie atau yang kerap disapa Aga Bakrie mengambil alih saham mayoritas klub divisi II Belgia, yakni CS Vise, sementara sang ayah melalui PT Pelita Jaya Cronus mengambil alih saham mayoritas klub juara Liga Australia (A-League), Brisbane Roar yang sedang kesulitan dana. Dan tahukah bahwa pengusaha "tajir" tersebut bukan hanya sekedar membeli tanpa ada kaitannya dengan sepakbola Indonesia, pembelian klub tersebut justru ditujukan untuk membantu pemain-pemain muda Indonesia agar merasakan pengalaman ketatnya bermain di Eropa (CS Vise, Belgia) dan pemain berbakat yang dapat kepercayaan bermain disana adalah 3 pilar alumni SAD Indonesia yaitu Yandi Sofyan, Yericho Christiantoko, dan Alvin Tuasalamony, ketiganya kini sudah merumput bersama klub milik Bakrie, CS Vise, sama halnya dengan pembelian saham klub yang dihuni oleh pemain keturunan Indo-Belanda Van Dijk, Brisbane Roar, tak lain dan tak bukan untuk mengirimkan pemain bertalenta Indonesia supaya bermain di Brisbane Roar seperti yang diungkapkan oleh perwakilan PT Pelita Jaya Cronus, Rahim Soekasah, "Brisbane Roar ditujukan untuk pematangan para pemain muda Indonesia" ungkapnya. Demikianlah apa yang dilakukan oleh Bakrie dalam langkahnya untuk memajukan sepakbola Indonesia terutama pengiriman pemain-pemain muda Indonesia agar bermain di klub eropa serta mengecap berlaga di kompetisi yang lebih berkualitas.

*) jika ada yang beda pandangan dalam memahami apa yang dilakukan oleh Bakrie, mungkin juga ada yang beranggapan "ingin pamer" atau "promosi pilpres 2014", itu tak pernah saya pikirkan dan kita kembali saja pada diri masing-masing dalam memahaminya. saya juga bukan berarti pendukung Bakrie apalagi NH tapi saya justru mendukung dengan apa yang dilakukan Bakrie demi kemajuan sepakbola kita, tapi untuk urusan "ada maunya" yang berbau politik, saya angkat tangan dan tak mau tahu.

Comments

Popular posts from this blog

Lagu Asahan dan Olan Tentang Cinta Tasikmalaya

Profil SMK Muhammadiyah 1 Jakarta

YANG WAJIB DIPERHATIKAN DALAM MEMPERTAHANKAN BAND