Judi Bola Jadi Mafia

Halo teman-teman semua, kali ini saya akan menuliskan tentang opini saya yang dprolognya dimulai masalah konflik sepakbola yang melanda Sepakbola semenjak terpilihnya ketua Umum PSSI yang baru (Djohar Arifin Hussein, red) dalam kongres luar biasa di Solo pada 9 Juli 2011, bisa dibayangkan konflik yang melanda ini tak terasa telah berlalu 2 tahun tanpa ada titik terang, disini saya akan memosisikan diri dalam pihak yang netral karena sebenarnya saya juga netral dan jujur saya muak pada kedua organisaasi yang bertikai atau bekonflik tersebut. seperti diketahui sebelumnya ada organisaasi PSSI pimpinan Djohar yang memang sah dimata FIFA dan AFC, serta ada KPSI yang dipimpin oleh La Nyalla Mataliti mantan anggota EXCO yang dipecat oleh Djohar karena melanggar kode Etik PSSI.



Nah yang akan saya bahas disini adalah beberapa Opini saya tentang kedua pendukung PSSI ataupun KPSI, dan kebetulan saya juga termasuk dalam member sebuah grup di Facebook yang Pro dan Kontra ataupun status quo pada PSSI yang terdahulu (Nurdin Halid, Liga-nya, red), di grup fb pendukung PSSI memiliki latarbelakang yang menginginkan perubahan dalam sepakbola Indonesia yang bersih, jujur, dan lepas dari jeratan para mafia pengaturan skor yang terjadi dalam sepakbola Indonesia, makanya mereka mendukung penuh dan memberantas para mafia (KPSI, red), sedangkan dalam kubu KPSI di grupnya saya menjelajah ternyata alasannya adalah bukan karena kepengurusan, tapi mereka kontra terhadap PSSI karena seenaknya merubah firmat Liga (ISL, red) yang telah berjalan dengan baik dan dirubah atau direset ke IPL.

Saya tentunya semakin bingung karena memang dalam kedua grup tersebut memiliki alsan yang sama-sama kuat, benar juga kata Menpora Roy Suryo, kalau dalam kedua pihak (PSSI dan KPSI, red) ini Tidak Salah semua dan Tidak Benar semua,!! Dan saya berinisiatif memposisikan diri sebagi orang yang netral. Tapi inilah yang akan saya sorot, bahwa mereka yang mendukung PSSI dan begitu maniaknya mendukung PSSI dengan dalih menginginkan pemberantasan mafia didalam sepakbola Indonesia justru harus melihat diri mereka pada cermin dan apakah dirinya sendiri sudah bersih dari mafia? memang ini hanya sebagian, apakah dirinya cinta sepakbola memang karena perubahan? bagaimana kalau dirinya jika menonton sepakbola atau bermain sepakbola hanya untuk berjudi atau bermain taruhan?? bukankah para mafia juga mengatur skor demi untuk menginginkan menang dalam judi dan taruhan? Untuk itu harus kembali pada diri masing-masing, dirinya harus bersih dan jujur dalam mencintai sepakbola serta sepakbola digunakan untuk persatuan bangsa bukannya sebagai ajang judi dan taruhan, coba saja bayangkan bagaimana jika pendukung PSSI yang menginginkan perubahan yang antimafia itu kelak menjad pengurus PSSI, bukan hal yang tidak mungkin akan menjadi seperti para pejabat KPSI yang dikira mereka suka bermain skor atau yang lebih mereka kenal sebagai mafia??? Ya walupun itu hanya untuk sebagian saja dan tidak menyeluruh :)

Comments

Popular posts from this blog

Lagu Asahan dan Olan Tentang Cinta Tasikmalaya

Profil SMK Muhammadiyah 1 Jakarta

YANG WAJIB DIPERHATIKAN DALAM MEMPERTAHANKAN BAND